🚀Inilah 5 Hal yang Akan Terjadi Pada Tubuh Manusia di Luar Angkasa 🚀
Faktanya,
perjalanan luar angkasa memberikan banyak perubahan dalam tubuh
manusia, banyak yang telah diteliti sejak Yuri Gagarin membuat
perjalanan luar angkasa berawak pertama pada tahun 1961. Berikut adalah
beberapa hal dari penelitian tersebut.
1. Anda akan lebih lemah
Sistem
otot rangka adalah sistem organ terbesar dari tubuh manusia. Ratusan
otot yang digunakan untuk menjaga postur--duduk, berdiri--dan melakukan
berbagai gerakan, dengan kondisi pembebanan yang berbeda yang dikenakan
oleh kekuatan gravitasi di Bumi.
Otot rangka memiliki kemampuan
untuk beradaptasi dengan tujuan yang berbeda dan beban yang berbeda,
yang dikenal sebagai plastisitas. Namun, perjalanan ke luar angkasa akan
menyebabkan hilangnya kedua massa otot (atrofi) dan kekuatan otot. Anda
akan merala lemah. Anda tidak butuh banyak otot untuk bergerak di luar
angkasa (di dalam ISS).
Selama misi kurang lebih enam bulan di
ISS, penelitian menemukan bahwa 37 astronot (dan kosmonot) yang telah
menjalani misi di sana mengalami penurunan kekuatan isokinetik rata-rata
antara 8% hingga 17%. Pria dan wanita sama-sama terpengaruhi.
Degradasi
ini terjadi bahkan ketika astronot melakukan olahraga atau latihan di
ISS. Data NASA menunjukkan, sekitar 30% dari kekuatan otot manusia
hilang setelah menghabiskan 110-237 hari di gravitasi mikro di ISS.
2. Begitu pun jantung Anda
Banyak
bagian dari sistem kardiovaskular (termasuk jantung) dipengaruhi oleh
gravitasi. Di Bumi, misalnya, pembuluh darah di kaki kita bekerja
melawan gravitasi agar darah kembali ke jantung. Tanpa gravitasi,
jantung dan pembuluh darah bisa berubah, dan semakin lama berada di luar
angkasa, perubahannya lebih parah.
Ukuran dan bentuk jantung
misalnya, berada sangat lama di luar angkasa dapat menurunkan massa
jantung. Hal ini mungkin karena penurunan volume cairan (darah) dan
perubahan massa miokardio. Sebuah denyut jantung manusia (jumlah denyut
per menit) akan lebih rendah di luar angkasa daripada di Bumi. Tekanan
darah juga lebih rendah di luar angkasa daripada di Bumi.
Kinerja
jantung--jumlah darah yang dipompa keluar dari jantung setiap
menitnya--akan berkurang ketika berada di luar angkasa. Namun dengan
gravitasi mikro di luar angkasa, redistribusi darah akan lebih banyak
mengalir ke kaki dan darah kurang dikembalikan ke jantung, yang
menyebabkan kurang darah. Atrofi otot juga memberikan kontribusi untuk
mengurangi aliran darah ke anggota tubuh bagian bawah.
3. Kebugaran yang menurun
Berada
di ISS di luar angkasa, membuat kebugaran tubuh manusia menurun. Hal
ini dapat diukur dengan tes VO2max dan VO2peak. Perubahan otot-otot dan
sistem kardiovaskular yang disebabkan oleh perjalanan ke luar angkasa
berkontribusi banyak dalam mengurangi kebugaran fisik.
Setelah
sembilan sampai 14 hari dari luar angkasa, misalnya, penelitian
menunjukkan bahwa kebugaran fisik manusia berkurang sebesar 20% hingga
25%. Dan ketika sudah berada lima sampai enam bulan di luar angkasa,
tubuh akan mulai terbiasa, meskipun tidak akan kembali ke kebugaran pada
tingkat sebelum perjalanan luar angkasa dilakukan.
4. Anda akan "kehilangan" tulang-tulang Anda
Di
Bumi, efek gravitasi dan beban mekanis diperlukan untuk menjaga tulang
kita. Namun di luar angkasa, hal ini tidak terjadi. Tulang-tulang pada
tubuh manusia akan mengalami perubahan secara terus-menerus dengan dua
jenis sel yang terlibat: osteoblas (yang membuat dan mengatur matriks
tulang) dan osteoklas (yang menyerap matriks tulang).
Selama
perjalanan ke luar angkasa, keseimbangan pada dua proses sel tadi akan
berubah yang mengarah ke kepadatan mineral tulang akan berkurang.
Penelitian menunjukkan bahwa manusia kehilangan 3,5% dari kepadatan
tulang terjadi setelah 16-28 minggu di luar angkasa.
5. Sistem imun Anda menurun
Sistem
kekebalan tubuh, yang melindungi tubuh terhadap penyakit, juga
terpengaruh. Ada sejumlah variabel yang berkontribusi untuk ini,
termasuk radiasi, gravitasi mikro, stres, isolasi dan perubahan dalam
irama sirkadian, siklus tidur dalam dan terjaga yang kita lakukan di
Bumi.
Juga, selama di luar angkasa, para astronot akan
berinteraksi langsung dengan mikroba dalam diri mereka sendiri, dari
awak lainnya, dari makanan mereka, dari lingkungan mereka dan ini dapat
mengubah respon kekebalan tubuh mereka, yang dapat menyebabkan situasi
yang buruk serta meningkatkan potensi infeksi di antara para astronot.